Minggu, 05 Juni 2011

Faktor Ketersediaan Hara


I.                  PENDAHULUAN

1.1.         Latar Belakang
Ketersediaan hara bagi tanaman ditentukan oleh faktor-faktor yang  mempengaruhi  kemampuan tanah mensuplai  hara  dan faktor-faktor  yang  mempengaruhi kemampuan  tanaman  untuk menggunakan unsur hara yang disediakan.  Tujuan dari uji-tanah adalah  mengu­kur faktor-faktor  ini  dan menginterpretasikan hasil-hasilnya dalam  konteks perlakuan penyembuhan  yang  mungkin diperlukan. Beberapa faktor dapat ditentukan melalui pekerjaan analisis laboratorium. Sedangkan faktor lainnya seperti kandungan oksigen-udara -tanah, suhu tanah dan lainnya, harus ditentukan di lapangan.
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang 
secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara;
secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan
secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Unsur Hara adalah senyawa organik dan anorganik yang ada di dalam tanah atau dengan kata lain nutrisi yang terkandung dalam tanah.
Unsur Hara sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang tanaman. Berdasarkan tingkat kebutuhannya maka dapat di golongkan menjadi 2 bagian yaitu Unsur Hara Makro danUnsur Hara Mikro

Macam unsur hara
            Unsur-unsur tersebut dapat diketahui melalui analisa tanaman. Susunan kimia dari tanaman sangat mencerminkan macam unsur hara yang diserap oleh tanaman. Walau pun dalam analisa tanaman didapatkan banyak sekali macam unsur hara, tetapi yang penting, yang bersifat mematikan kalau tidak terdapat, hanya sebanyak 16 unsur, yakni :
-          Unsur Makro, unsur hara dibutuhkan dalam jumlah banyak oleh tanaman
Ø  C, H, dan O unsur hara didapatkan dari udara dan air
Ø  N, P, dan K unsur hara primer diserap dari dalam tanah
Ø  Ca, Mg, dan S Unsur hara sekunder diserap dari dalam tanah
Peranan unsure hara makro sebagai pembawa electron karena adanya kemungkinan terjadinya perubahan valensi dan sebagai activator dalam reaksi enzimatik
-          Unsur Mikro, Unsur hara dibutuhkan dalam jumlah sedikit oleh tanaman
Ø  Mn, Mo, Zn, Cu, Fe, B, dan Cl Unsur hara diserap dari dalam tanah
Unsur hara lain yang terdapat dalam tubuh tanaman, sebagai contoh Unsur Si, Na, Al, dan Co termasuk Unsur-unsur tidak penting, bersifat tidak mematikan kalau tidak terdapat.

Kebutuhan unsur hara ini mutlak bagi setiap tanaman dan tidak bisa digantikan oleh unsur yang lain tentunya dengan kadar yang berbeda sesuai jenis tanamannya sebab jika kekurangan unsur hara akan menghambat pertumbuhan tanaman/tumbuhan itu sendiri.

Beberapa mekanisme penyerapan Unsur hara yang dikemukakan diantaranya ialah :
1.      Jenny ( 1951 ) dengan “Oscillation theory” nya mengemukakan bahwa proses pertukaran kation yang ada pada kompleks absorbsi dengan ion H+ yang ada pada permukaan akar tanaman terjadi karena kation yang terikat pada kompleks absorbsi tidak tinggak diam tetapi berputar mengelilingi poros dan melalui orbitnya.

2.      Sopher dan Baird ( 1978 ) mengemukakan bahwa absorbsi Unsur hara oleh tanaman berlangsung melalui dua mekanisme :
a). Unsur hara dapat diserap langsung kedalam tubuh tanaman ketika tanaman menyerap air dari larutan tanah.
b). Proses pertukaran kation
3.   Follet, Murphy dan Donahue ( 1981 ) mengemukakan bahwa penyerapan Unsur hara oleh tanaman melibat tiga mekanisme :
a). Mekanisme aliran massa ( masa flow mechanism ). Unsur hara dalam larutan tanah bergerak kearah akar, selanjutnya Unsur hara penting dalam larutan tanah disekitar/sekeliling akar diabsorbir sebagai kation atau anion.
b). Mekanisme diffuse ( diffusion mechanism ). Gerakan Unsur hara dalam larutan tanah kedalam sel akar tanaman melalui absorbsi pasif atau aktif tanpa gerakan massa air. Dalam absorbsi pasif, tiap kation atau anion bergerak bebas dari daerah konsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi rendah dari Unsur hara sama. Dalam absorbsi aktif, ion bergerak kedalam sel karena penurunan konsentrasi dengan menggunakan tenaga dari pernafasan.
c). Intersepsi akar ( Rootinterception ). Pertumbuhan akar kedalam bagian tanah baru dimana terdapat Unsur hara tersedia, akar mengabsorbsii unsrur hara tersebut secara mass flow dan diffusion.

Peranan Unsur hara
      Tiap Unsur hara mempunyai fungsi dan peranan tertentu bagi pertumbuhan dan produksi tanaman. Peranan Unsur hara mikro sebagai berikut :
Ø  Turut menyusun jaringan tubuh tanaman
Ø  Untuk Metabolisme
Ø  Sebagai Penyangga, garam-garam mineral yang diabsobsi dari tanah sering mempunyai pengaruh
Ø  Bertindak sebagai katalisator atau stimulator
Ø  Sebagai bagian dari protoplasma dan dinding sel, beberapa untuk merupakan bagian penting dari molekul-molekul yang ada didalam sel
Ø  Mempengaruhi proses oksidasi-oksidasi dalam tubuh tanaman
Ø  Membantu pengaturan asam dalam tubuh tanaman
Ø  Mempengaruhi permeabilitas membrane sitoplasma
Ø  Mempengaruhi penyerapan air
Ø  Mempengaruhi penyerapan Unsur hara lain ( bersifat antagonistis, Fe terhadap Ca atau P )
Ø  Membantu pertumbuhan tanaman melalui penyediaan keadaan sekeliling akar lebih baik
Ø  Mempengaruhi transformasi N dalam tubuh tanaman dan pembentukan protein
Kebutuhan Unsur hara oleh tanaman
Mula-mula tanaman  membutuhkan Unsur hara hanya untuk membentuk akar, batang, dan daunnya, selanjutnya membutuhkan pula Unsur-unsur hara untuk membentuk cabang-cabangnya dan untuk berproduksi. Sebagai contoh, berproduksi menghasilkan lateks bagi karet dan buah atau biji bagi kopi dan kelapa. Pada tingkat permulaan kebutuhan Unsur hara oleh tanaman hanya digunakan untuk pertumbuhan vegetative saja, tetapi selanjutnya untuk pertumbuhan vegetative dan generatif. Makin bertambah umur tanaman makin bertambah pula kebutuhan Unsur haranya.

Fungsi dan peranan setiap unsur hara terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman sebagai berikut:
Ø  Nitrogen (N)
Nitrogen merupakan unsur utama pembentuk protoplasma sel, asam amino, protein, amida, alkaloid, dan klorofil. Kekurangan nitrogen akan menurunkan aktivitas metabolisme tanaman yang dapat menimbulkan klorosis (warna daun memucat). Pemupukan nitrogen berpengaruh pertumbuhan dan produksi buah.
Ø  Pospor (P)
Pospor berperan dalam setiap proses fisiologis tanaman, baik yang menyangkut pertumbuhan vegetatif maupun generatif. Pospor merupakan komponen utama asam nukleat yang berperan dalam pembentukan akar. Fungsi lain posfor adalah membentuk ikatan foffolipid dalam minyak. Kekurangan unsur pospor akan menghambat pertumbuhan, melemahkan jaringan, serta memperlambat proses fisiologis. Kebutuhan unsur Plebih sedikit dibandingkan dengan unsur N dan K.


Ø  Kalium (K)
Unsur ini paling banyak ditransfer ke tandan buah. Aktivitas penting dalam proses fisiologis seperti fotosintesis dan respirasi banyak dipengaruhi oleh unsur kalium. Unsur k juga berperan sebagai katalisator dalam setiap proses biokimia dan sebagai regulator dalam proses pembentukan minyak. Pada tanaman muda unsur k nyata memperbesar perkembangan batang dan mempercepat panen pertama
Ø  Magnesium (Mg)
Unsur magnesium merupakan unsur utama pembentuk klorofil dan berperan dalam sistem kerja enzim. Mg memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pertumbuhan tanaman. Sementara itu pengaruhnya terhadap produksi tandan relatif kecil dan tidak secara langsung. Sumber Mg dalam tanah berasal dari mineral ( dolomite ), senyawa endapan ( kainite ) dan bahan organic.
Ø  Sulfur ( S )
Sulfur dibutuhkan oleh tanaman untuk pembentukan senyawa organic ( cysteine, methionine) dan protein. Diduga S mempunyai peranan penting dalam pembentukan klorofil, karena kekurangan S menyebabkan klorosis pada tanaman. Hal diatas menunjukkan bahwa S sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Sumber S dalam tanah berasal dari mineral tanah (  sulfida besi ), atmosfir ( SO2 ) dan bahan organik.

Ø  Calsium ( Ca )
Sebagai penyusun Ca-pectate yang terdapat di lamella tengah dari dinding sel, Ca mempengaruhi pembelahan sel, kekurangan Ca pembelahan sel menjadi tidak teratur dan pertumbuhan tanaman terlambat.

Ø  Klor ( Cl )
Klor berperan dalam mempercepat proses fotosintesis, mendorong metabolisme karbohidrat, ikut serta dalam pembentukan cellulose dan lignin. Ada kecenderungan tanaman kekurangan Cl memperbesar proses transpirasi, sehingga tanaman peka terhadap kekurangan air. Cl mempertinggi penyerapan Unsur lain ( P, K, Ca, dan Mg ) oleh tanaman, mempercepat pertumbuhan dan pembentukan buah lebih awal. Sumber Cl dalam tanah berasal dari senyawa endapan ( Kainite, dan Carnallite )

Ø  Besi ( Fe )
Tidak sebagai penyusun klorofil tetapi sangat berperan dalam pembentukan klorofil. Pada daun tanaman yang mengalami kekurangan Fe biasanya kayak K. Fe juga mempengaruhi proses oksidasi-reduksi dalam pernafasan. Penyusun enzim tertentu dan protein, sehingga Fe pun sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Sumber Fe dalam tanah berasal dari mineral ( hematite dan limonite )

Ø  Boron ( B )
            Boron mempunyai peranan penting dalam pembelahan sel, mempengaruhi perkembangan jaringan meristimatik atau jaringan tumbuh aktif. Unsur ini sangat dibutuhkan dalam pembentukan bunga dan buah. Kekurangan B menimbulkan gejala titik tumbuh daun mati dan bunga gagal berkembang. Sumber B dalam tanah berasal dari mineral ( tourmaline ) dan bahan organik.

Ø  Tembaga ( Cu )
Dikirakan Cu sebagai penyusun dari sejumlah enzim pengoksidasi ( ascorbic acid oxidase ) walaupun Cu banyak terdapat dalam klorofil tetapi peranannya dalam fotosintesis belum jelas diketahui. Sumber Cu dalam tanah berasal dari mineral ( chalcopyrite ) dan bahan organic.

Ø  Seng ( Zn )
Dikirakan sebagai penyusun dari beberapa enzim dan sebagai activator kegiatan enzim. Fungsi terpentingnya dihubungkan dengan pembentukan indole acetic acid. Kurang terbentuknya indole acetic acid menyebabkan tanaman mengalami perkembangan salah bentuk morfologinya yang disebut “Rosette”. Sumber Zn dalam tanah berasal dari mineral ( zincite ) dan bahan organic.
Mobilitas Unsur
-          Unsur Mobil                : Unsur yang mudah bergerak dalam tanaman ( N, P, K, Mg, S ) ® Daun Tua
-          Unsur Immobil            : Unsur yang tidak bergerak dalam tumbuhan ® Daun Muda


Absorbsi Unsur hara
            Gambaran absorbsii Unsur hara oleh tanaman dikirakan sebagai berikut : semua Unsur hara yang baik yang ada pada kompleks absorbsi maupun yang terdekat dalam larutan tanah yang diserap oleh tanaman dalam bentuk ion ( Russel 1950 ; Jenny 1951 )
Ø  N dalam bentuk NH4+, NO2-, dan NO3-
Ø  P dalam bentuk H2PO4-, HPO42-, PO43-
Ø  K dalam bentuk K+
Ø  Ca dalam bentuk Ca2+
Ø  Mg dalam bentuk Mg2+
Ø  S dalam bentuk SO32-, SO42-
Ø  C dalam bentuk HCO3-, CO2
Ø  H dalam bentuk ion dari senyawa Unsur hara lain dan H2O, dalam bentuk ion dari senyawa Unsur hara lain dan H2O
Ø  Mn dalam bentuk Mn2+
Ø  Zn dalam bentuk Zn2+
Ø  Cu dalam bentuk Cu2+
Ø  Mo dalam bentuk MoO42-
Ø  Fe dalam bentuk Fe2+, Fe3+
Ø  B dalam bentuk H2BO3-, BO32-
Ø  Cl dalam bentuk Cl-

Mekanisme Penyediaan Unsur Hara

          Penyediaan unsur hara untuk tanaman terdiri dari tiga kategori, yaitu: (1) tersedia dari udara, (2) tersedia dari air yang diserap akar tanaman, dan (3) tersedia dari tanah. Beberapa unsur hara yang tersedia dalam jumlah cukup dari udara adalah: (a) Karbon (C), dan (b) Oksigen (O), yaitu dalam bentuk karbon dioksida (CO2). Unsur hara yang tersedia dari air (H2O) yang diserap adalah: hidrogen (H), karena oksigen dari molekul air mengalami proses oksidasi dan dibebaskan ke udara oleh tanaman dalam bentuk molekul oksigen (O2). Sedangkan untuk unsur hara essensial lain yang diperlukan tanaman tersedia dari dalam tanah.
Mekanisme penyediaan unsur hara dalam tanah melalui tiga mekanisme, yaitu:
1. Aliran Massa (Mass Flow)
2. Difusi
3. Intersepsi Akar

Mekanisme Serapan Unsur Hara Melalui Daun :
-          Sel yang berperan adalah epidermis, sel penjaga, stomata, mesofil, dan seludang pembuluh
-          Apabila pupuk disemprotkan ke daun masuk kedalam stomata secara difusi dan selanjutnya masuk kedalam sel-sel kloroplast baik yang ada didalam sel penjaga, mesofil maupun seludang pembuluh

PENGUKURAN POTENSIAL AIR (ᵩ) JARINGAN TUMBUHAN
Air merupakan 85 – 95 % berat tumbuhan herba yang hidup di air. Dalam sel, air diperlukan sebagai pelarut unsur hara sehingga dapat digunakan untuk mengangkutnya; selain itu air diperlukan juga sebagai substrat atau reaktan untuk berbagai reaksi biokimia misalnya proses fotosintesis; dan air dapat menyebabkan terbentuknya enzim dalam tiga dimensi sehingga dapat digunakan untuk aktivitas katalisnya. Tanaman yang kekurangan air akan menjadi layu, dan apabila tidak diberikan air secepatnya akan terjadi layu permanen yang dapat menyebabkan kematian. Terdapat lima mekanisme utama yang menggerakkan air dari suatu tempat ke tempat lain, yaitu melalui proses: difusi, osmosis, tekanan kapiler, tekanan hidrostatik, dan gravitasi.
Ø  Difusi

          Difusi adalah pergerakan molekul atau ion dari dengan daerah konsentrasi tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah Beberapa contoh difusi:
1. Apabila kita teteskan minyak wangi dalam botol lalu ditutup, maka bau minyak wangi tersebut akan tersebar ke seluruh bagian botol. Apabila tutup botol dibuka, maka bau minyak wangi tersebut akan tersebar ke seluruh ruangan, meskipun tidak menggunakan kipas. Hal ini disebabkan karena terjadi proses difusi dari botol minyak wangi (konsentrasi tinggi) ke ruangan (konsentrasi rendah).
2. Apabila kita meneteskan tinta ke dalam segelas air, maka warna tinta tersebut akan menyebar dari tempat tetesan awal (konsentrasi tinggi) ke seluruh air dalam gelas (konsentrasi rendah) sehingga terjadi keseimbangan. Sebenarnya, selain terjadi pergerakan tinta, juga terjadi pergerakan air menuju ke tempat tetesan tinta (dari konsentrasi air tinggi ke konsentrasi air rendah).
Laju difusi antara lain tergantung pada suhu dan densitas (kepadatan) medium. Gas berdifusi lebih cepat dibandingkan dengan zat cair, sedangkan zat padat berdifusi lebih lambat dibandingkan dengan zat cair. Molekul berukuran besar lebih lambat pergerakannya dibanding dengan molekul yang lebih kecil. Pertukaran udara melalui stomata merupakan contoh dari proses difusi. Pada siang hari terjadi proses fotosintesis yang menghasilkan O2 sehingga konsentrasi O2 meningkat. Peningkatan konsentrasi O2 ini akan menyebabkan difusi O2 dari daun ke udara luar melalui stomata. Sebaliknya konsentrasi CO2 di dalam jaringan menurun (karena digunakan untuk fotosintesis) sehingga CO2 dari udara luar masuk melalui stomata. Penguapan air melalui stomata (transpirasi) juga merupakan contoh proses difusi. Di alam, angin, dan aliran air menyebarkan molekul lebih cepat disbanding dengan proses difusi.

Ø  Osmosis

          Osmosis adalah difusi melalui membran semipermeabel. Masuknya larutan ke dalam sel-sel endodermis merupakan contoh proses osmosis. Dalam tubuh organisme multiseluler, air bergera dari satu sel ke sel lainnya dengan leluasa. Selain air, molekul-molekul yang berukuran kecil seperti O2 dan CO2 juga mudah melewati membran sel. Molekul-molekul tersebut akan berdifusi dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses Osmosis akan berhenti jika konsentrasi zat di kedua sisi membran tersebut telah mencapai keseimbangan.

          Osmosis juga dapat terjadi dari sitoplasma ke organel-organel bermembran. Osmosis dapat dicegah dengan menggunakan tekanan. Oleh karena itu, ahli fisiologi tanaman lebih suka menggunakan istilah potensial osmotik yakni tekanan yang diperlukan untuk mencegah osmosis. Jika anda merendam wortel ke dalam larutan garam 10 % maka sel-selnya akan kehilangan rigiditas (kekakuan)nya. Hal ini disebabkan potensial air dalam sel wortel tersebut lebih tinggi dibanding dengan potensial air pada larutan garam sehingga air dari dalam sel akan keluar ke dalam larutan tersebut. Jika diamati dengan mikroskop maka vakuola sel-sel wortel tersebut tidak tampak dan sitoplasma akan mengkerut dan membran sel akan terlepas dari dindingnya. Peristiwa lepasnya plasma sel dari dinding sel ini disebut plasmolisis.

Ø  Tekanan kapiler

          Apabila pipa kapiler dicelupkan ke dalam bak yang berisi air, maka permukaan air dalam pip a kapiler akan naik sampai terjadi keseimbangan antara tegangan yang menarik air tersebut dengan beratnya. Tekanan yang menarik air tersebut disebut tekanan kapiler. Tekanan kapiler tergantung pada diameter kapiler : semakin kecil diameter kapiler semakin besar tegangan yang menarik kolom air tersebut

Ø  Tekanan hidrostatik

            Masuknya air ke dalam sel akan menyebabkan tekanan terhadap dinding sel sehingga dinding sel meregang. Hal ini akan menyebabkan timbulnya tekanan hidrostatik untuk melawan aliran air tersebut. Tekanan hidrostatik dalam sel disebut tekanan turgor. Tekanan turgor yang berkembang melawan dinding sebagai hasil masuknya air ke dalam vakuola sel disebut potensial tekanan. Tekanan turgor penting bagi sel karena dapat menyebabkan sel dan jaringan yang disusunnya menjadi kaku. Potensial air suatu sel tumbuhan secara esensial merupakan kombinasi potensial osmotic dengan potensial tekanannya. Jika dua sel yang bersebelahan mempunyai potensial air yang berbeda, maka air akan bergerak dari sel yang mempunyai potensial air tinggi menuju ke sel yang mempunyai potensial air rendah.

Ø  Gravitasi

          Air juga bergerak untuk merespon gaya gravitasi bumi, sehingga perlu tekanan untuk menarik air ke atas. Pada tumbuhan herba, pengaruh gravitasi dapat diabaikan karena perbedaan ketinggian pada bagian tanaman tersebut relatif kecil. Pada tumbuhan yang tinggi, pengaruh gravitasi ini sangat nyata. Untuk menggerakkan air ke atas pada pohon setinggi 100 m diperlukan tekanan sekitar 20 atmosfer.




PENGARUH AIR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN
Air merupakan sumber kehidupan yang dibutuhkan oleh semua mahkluk hidup. Air sangat berfungsi sebagai :
ØDaya pelarut unsur-unsur yang diambil oleh tanaman
ØMempertinggi reaksi persenyawaan yang sederhana dan kompleks
ØSangat berperan dalam proses Fotosintesis
ØPenyangga tekanan didalam sel yang penting dalam aktivitas sel tersebut
ØMengabsorbsi temperature dengan baik atau mengatur temperature di dalam tubuh tanaman
ØMenciptakan situasi temperature yang konstan ( Jumin,1992).
Air sangat berfungsi bagi pertumbuhan tanaman, khususnya air tanah yang digunakan oleh tumbuhan sebagai bahan pertumbuhan melalui proses fotosintesis. Air diserap tanaman melalui akarbersama-sama dengan unsure-unsur hara yang terlarut di dalamnya, kemudian di angkut kebagian atas tanaman terutama daun melalui pembuluh xylem. Dari permukaan akar ini air bersama-sama dengan bahan-bahan terlarut diangkut menuju pembuluh xylem ( Lakitan, 2000).
Bila suatu tanaman mengalami kondisi penurunan ketersediaan air, proses pertama yang terhambat adalah transpirasi dan di ikuti oleh fotosintesis dan kemudian respirasi. Jenis yang lebih toleran menjaga kerapatan transpirasi tinggi dengan menaikan kondisi stress agar stomata tetap terbuka (Utomo, 1995).
Untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, suatu tanaman tidak dapat terlepas dari sifat genetiknya dan faktor lingkungan dimana tanaman itu tumbuh. Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman dibedakan atas lingkungan biotik dan abiotik. Pada prinsipnya lingkungan abiotik dapat dibagi atas beberapa faktor, yaitu : suhu, air, cahaya, tanah dan atmosfir (Ismail, 1979).
Di Bumi diperkirakan terdapat 1,3 – 1,4 milyar km3 air; 97,5% berasal dari laut, 1,75% berbentuk es (salju) di kutub dan puncak gunung, 0,73% di daratan sebagai sungai, danau, air tanah, rawa dan lain sebagainya, dan 0,001% berbentuk uap air yang terapung di udara
(Jumin, 1988).
Faktor air dalam fisiologi tanaman merupakan faktor utama yang sangat penting. Tanaman tidak akan dapat hidup tanpa air, karena air adalah matrik dari kehidupan, bahkan makhluk lain akan punah tanpa air. Kramer menjelaskan tentang betapa pentingnya air bagi tumbuh-tumbuhan; yakni air merupakan bagian dari protoplasma (85-90% dari berat keseluruhan bahagian hijau tumbuh-tumbuhan (jaringan yang sedang tumbuh) adalah air. Selanjutnmya dikatakan bahwa air merupakan reagen yang penting dalam proses-proses fotosintesa dan dalam proses-proses hidrolik. Disamping itu juga merupakan pelarut dari garam-garam, gas-gas dan material-material yang bergerak kedalam tumbuh-tumbuhan, melalui dinding sel dan jaringan esensial untuk menjamin adanya turgiditas, pertumbuhan sel, stabilitas bentuk daun, proses membuk dan menutupnya stomata, kelangsungan gerak struktur tumbuh-tumbuhan (Ismal,1979).
Kekurangan air akan mengganggu aktifitas fisiologis maupun morfologis, sehingga mengakibatkan terhentinya pertumbuhan. Defisiensi air yang terus menerus akan menyebabkan perubahan irreversibel (tidak dapat balik) dan pada gilirannya tanaman akan mati. Kebutuhan air bagi tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain jenis tanaman dalam hubungannya dengan tipe dan perkembangannya, kadar air tanah dan kondisi cuaca (Fitter dan Hay, 1981).
Sebenarnya nilai absolute potensial air tidak dapat di ukur. Yang dapat di ukur hanya selisih antara potensial air dalam system yang teliti. Misalnya jaringan tumbuhan dengan potensial air murni yang mempunyai suhu dan tekanan atsmosfer yang sama dengan system yang diteliti. Besarnya potensial air dinyatakan dalam satuan bar ( 1 bar = 106 erg cm-3 = 0,987 atm)
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur potensial air dalam sel dan jaringan tumbuhan, yaitu : metode kalibrasi uap, metode imersi uap, metode perendaman, dan metode ruang lingkup.


1. Proses Pengangkutan Air dan Garam Mineral

Pengangkutan air dan garam - garam mineral pada tumbuhan tingkat tinggi, seperti pada tumbuhan biji dilakukan melalui dua mekanisme pertama, air dan mineral diserap dari dalam tanah menuju sel - sel akar.
Pengangkutan ini dilakukan diluar berkas pembuluh, sehingga disebut sebagai mekanisme pengangkutan ekstravaskuler. kedua , air dan mineral diserap oleh akar. selanjutnya diangkut dalam berkas pembuluh yaitu pada pembuluh kayu (xilem), sehingga proses pengangkutan disebut pengangkutan vaskuler.
Air dan garam mineral dari dalam tanah memasuki tumbuhan melalui epidermis akar, menembus korteks akar, masuk ke stele dan kemudian mengalir naik ke pembuluh xilem sampai pucuk tumbuhan.

a). Pengangkutan Ekstravaskuler
Dalam perjalanan menuju silinder pusat, air akan bergerak secara bebas di antara ruang antar sel. Pengangkutan air dan mineral dari dalam tanah di luar berkas pembuluh ini dilakukan melalui 2 mekanisme, yaitu apoplas dan simplas.

1). Pengangkutan Apoplas
Pengangkutan sepanjang jalur ekstraseluler yang terdiri atas bagian tak hidup dari akar tumbuhan, yaitu dinding sel dan ruang antar sel. air masuk dengan cara difusi, aliran air secara apoplas tidak tidak dapat terus mencapai xilem karena terhalang oleh lapisan endodermis yang memiliki penebalan dinding sel dari suberin dan lignin yang dikenal sebagai pita kaspari. Dengan demikian, pengangkutan air secara apoplas pada bagian korteks dan stele menjadi terpisah.

2). Pengangkutan Simplas
Padap pengangkutan ini, setelah masuk kedalam sel epidermis bulu akar, air dan mineral yang terlarut bergerak dalam sitoplasma dan vakuola, kemudian bergerak dari satu sel ke sel yang lain melaluivplasmodesmata. Sistem pengangkutan ini , menyebabkan air dapat mencapai bagian silinder pusat. Adapun lintasan aliran air pada pengangkutan simplas adalah sel - sel bulu akar menuju sel - sel korteks,  endodermis, perisikel, dan xilem. dari sini , air dan garam mineral siap diangkut keatas menuju batang dan daun.

b). Pengangkutan melalui berkas pengangkutan (pengangkutan intravaskuler)
Setelah melewati sel - sel akar, air dan mineral yang terlarut akan masuk ke pembuluh kayu (xilem) dan selanjutnya terjadi pengangkutan secara vertikal dari akar menuju batang sampai kedaun. Pembuluh kayu  disusun oleh beberapa jenis sel, namun bagian yang berperan penting dalam proses pengangkutan air dan mineral ini adalah sel - sel trakea. Bagian ujung sel trakea terbuka membentuk pipa kapiler. Struktur  jaringan xilem seperti pipa kapiler ini terjadi karena sel - sel penyusun jaringan tersebut tersebut mengalami fusi (penggabungan). Air bergerak dari sel trakea satu ke sel trakea yang di atasnya mengikuti prinsip kapilaritas dan kohesi air dalam sel trakea xilem.

2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengangkutan Air.

a). Daya Hisap Daun (Tarikan Transpirasi)
Pada organ daun terdapat proses penguapan air melalui mulut daun (stomata ) yang dikenal sebagai proses transpirasi. Proses ini menyebabkan sel daun kehilanagan air dan timbul tarikan terhadap air yang ada pada sel – sel di bawahnya dan tarikan ini akan diteruskan molekul demi molekul, menuju ke bawah sampai ke seluruh kolom air pada xilem sehingga menyebabkan air tertarik ke atas dari akar menuju ke daun. Dengan adanya transpirasi membantu tumbuhan dalam proses penyerapan dan transportasi air di dalam tumbuhan. Adapun transpirasi itu sendiri merupakan mekanisme pengaturan fisiologis yan g herhubungan dengan proses adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi proses kecepatan transparasi uap air dari daun, yaitu:
1) Temperatur udara, makin tinggi temperature , kecepatan transprasi akan semakin tinggi.
2) Instensitas cahaya matahari, semakin tinggi intesitas cahaya matahari yang diterima daun, maka kecepatan transpirasi akan semakin tinggi.
3) Kelembaban udara
4) Kandungan air tanah.
Di samping itu, transpirasi  juga dipengaruhi oleh faktor dalam tumbuhan di antaranya adalah banyaknya pembuluh, ukuran sel jaringan pengangkut, jumlah, dan ukuran stomata.

b). Kapilaritas Batang
Pengangkutan air melalui pembuluh kayu (xilem), terjadi karena pembuluh kayu (xilem) tersusun seperti rangkaian pipa-pipa kapiler. Dengan kata lain, pengangkutan air melalui xilem mengikuti prinsip kapilaritas. Daya kapilaritas disebabkan karena adanya kohesi antara molekul air dengan air dan adhesi antara molekul air dengan dinding pembuluh xilem. Baik kohesi maupun adhesi ini menimbulkan tarikan terhadap molekul air dari akal sampai ke daun secara bersambungan.

c). Tekanan Akar
Akar tumbuhan menyerap air dan garam mineral baik siang maupun malam. Pada malam hari, ketika transpirasi sangat rendah atau bahkan nol, sel-sel akar masih tetap menggunakan energi untuk memompa ion – ion mineral ke dalam xilem. Endodermis yang mengelilingi stele akar tersebut membantu mencegah kebocoran ion - ion ini keluar dari stele.
Akumulasi mineral di dalam stele akan menurunkan potensial air. Air akan mengalir masuk dari korteks akar, menghasilkan suatu tekanan positif yang memaksa cairan naik ke xilem. Dorongan getah xilem ke arah atas ini disebut tekanan akar (roof pressure). Tekanan akar juga menyebabkan tumbuhan mengalami gutasi, yaitu keluarnya air yang berlebih pada malam hari melalui katup pelepasan (hidatoda) pada daun. Biasanya air yang keluar dapat kita lihat pada pagi hari berupa tetesan atau butiran air pada ujung-ujung helai daun rumput atau pinggir daun
kecil herba (tumbuhan tak berkayu), dikotil.

3. Pengangkutan Hasil Fotosintesis

Proses pengangkutan bahan makanan dalam tumbuhan dikenal dengan translokasi. Translokasi merupakan pemindahan hasil fotosintesis dari daun atau organ tempat penyimpanannya ke bagian lain tumbuhan yang memerlukannya. Jaringan pembuluh yang bertugas mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan adalah floem (pembuluh tapis). Zat terlarut yang paling banyak dalam getah floem adalah gula, terutama sukrosa. Selain itu, di dalam getah floem juga mengandung mineral, asam amino,dan hormon, berbeda dengan pengangkutan pada pembuluh xilem yang berjalan satu arah dari akar ke daun, pengangkutan pada pembuluh xylem yang berjalan satu arah dari akar kedaun, pengangkutan pada pembuluh floem dapat berlangsung ke segala arah, yaitu dari sumber gula (tempat penyimpanan hasil fotosintesis) ke organ lain tumbuhan yang memerlukannya.
Satu pembuluh tapis dalam sebuah berkas pembuluh bisa membawa cairan floem dalam satu arah sementara cairan didalam pipa lain dalam berkas yang sama dapat mengalir dengan arah yang berlaianan. Untuk masing – masing pembuluh tapis, arah transport hanya bergantung pada lokasi sumber gula dan tempat penyimpanan makanan yang dihubungkan oleh pipa tersebut.

1.2. Tujuan
Ø  Sebagai pelengkap tugas yang telah diberikan oleh dosen
Ø  Sebagai bahan untuk menambah ilmu dan wawasan pada mata kuliah Fisiologi Tumbuhan
Ø  Sebagai bahan pelajaran pada ujian semester nantinya

























II.               METODE PENULISAN

            Metode penulisan ini dilakukan dengan mengambil dari literature yang telah ada, seperti pada buku-buku yang ada diperpustakaan dan mencarinya melalui internet.








































III.           PEMBAHASAN

A.     Faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi larutan tanah

Unsur  hara  yang larut dalam larutan-tanah  berasal  dari beberapa sumber  seperti pelapukan mineral  primer,  dekomposisi bahan  organik, deposisi dari atmosfer,  aplikasi   pupuk, AIR IRIGASI, rembesan air tanah dari tempat lain, dan lainnya. 
Ion-ion nitrat  dan khlorida sangat mudah larut dan lazimnya tidak mem­bentuk senyawa yang tidak-larut dengan komponen tanah.  Akibat­nya  nitrat  dan khlorida yang ditambahkan ke tanah  akan  tetap berbentuk anion dalam larutan tanah hingga diserap oleh akar tanaman  atau jasad  renik,  tercuci, atau mengalami reaksi denitrifikasi nitrat. Anion  sulfat  dalam tanah-tanah  netral  dan alkalis mempunyai perilaku  yang  serupa dengan  nitrat,  tetapi dalam tanah-tanah masam  cenderung  untuk dijerap oleh koloid tanah. Kebanyakan  unsur hara lainnya membentuk  beberapa  tipe senyawa yang kurang melarut dan cenderung mempertahankan konsentrasi kesetimbangan dalam larutan tanah.  Dengan demikian kation-kation  larut  air  akan berkesetimbangan  dengan kation tukar; kation-kation  seperti Cu dan Zn mempunyai ciri-ciri  asam Lewis (sebagai  aseptor elektron) dapt membentuk kompleks dengan  bahan organik tanah; ion ferri dan Al membentuk hidroksida atau  oksida hidrous yang tidak melarut; fosfor membentuk senyawa Fe-fosfat, Al-fosfat dan Ca-fosfat yang tidak melarut.
Kondisi  pH tanah merupakan faktor penting  yang menentukan kelarutan unsur  yang  cenderung berkesetimbangan dengan  fase padatan (Tabel 1). Kelarutan oksida-oksida hidrous dari Fe dan Al secara langsung tergantung pada konsentrasi hidroksil (OH-) dan menurun  kalah pH meningkat. Kation hidrogen (H+) bersaing secara langsung dengan kation-kation asam Lewis lainnya membentuk  tapak kompleksi,  dan oleh karenanya kelarutan kation kompleks seperti Cu  dan Zn akan meningkat dengan menurunnya pH.  Konsentrasi kation hidrogen  menentukan besarnya KTK tergantung-muatan  (dependent charge) dan  dengan demikian akan mempengaruhi aktivitas semua kation tukar.  Kelaru­tan Fe-fosfat, Al-fosfat dan Ca-fosfat sangat tergantung pada pH, demikian juga  kelarutan anion molibdat (MoO4) dan  sulfat  yang terjerap.  Anion molibdat dan sulfat yang terjerap,  dan fosfat yang  terikat  Ca kelarutannya akan menurun kalau pH  meningkat.  Selain itu, pH juga mengendalikan kelarutan karbonat dan silikat, mempengaruhi reaksi-reaksi redoks, aktivitas jasad  renik,  dan menentukan bentuk-bentuk kimia dari fosfat dan  karbonat  dalam larutan tanah.   Pengasaman mineral  silikat  dapat menggeser "muatan  patahan" dari negatif menjadi positif.  Beberapa  reaksi penting yang terpengaruh oleh pH disajikan dalam Tabel 2.


Tabel  1. Pengaruh  kemasaman  terhadap beberapa reaksi yang  berlangsung dalam tanah

No.
Gugusan yang ter-pengaruhi
      Reaksi-reaksi umum
1.
Hidroksida dan
xAl3+ + 3xOH-   ===   AlxOH(3x-y)y+  +  yOH-  === xAl(OH)3
 
Oksida
xFe3++ 3xOH- === FexOH(3x-y)y+  +  yOH- ====
 

    xFe(OH)3 === 0.5xFe2O3 + 3x H2O

2.
Karbonat
CaCO3 + 2H+ === Ca++ + CO2 + H2O
3.
Kompleks*)
CuCh + 2H+ === Cu++ + H2Ch
4.
Fosfat
Fe(OH) 2H2PO4 + OH-   ===   Fe(OH) 3 + H2PO4-
 

Al(OH) 2H2 PO4 + OH- === Al(OH) 3 + H2PO4-
 

Ca10(PO4)6(OH) 2 +14H+ === 10Ca++ + 6H2PO4- + 2H2O
5.
Silikat
Mg2SiO4 + 4 H+ === 2Mg++ + Si(OH)4
 

SiO2 +H2O +OH- ===  OSi(OH) 3-
6.
KTK (tergantung pH)
M+X- + H+ === M+ + HX (**)
7.
Muatan pada
Si                                Si
 
patahan
         O 0.5- +  H+   ===  OH 0.5+
 
silikat
Al                             Al
 

Al-OH0.5- + H+    ====   Al-OH2 0.5+
8.
Sistem redoks
Mn2+ + H2O + O2 === 2 H+ + MnO2
 

2Fe2+ + 5 H2O + O2 === 4H+ + 2Fe(OH) 3
 

H2S + 2O2   ===   2H+ + SO4=
 

NH4+ +  2O2  === 2 H+ +   NO3- + H2O
9.
Ion dalam
HPO4= +  H+  ===  H2PO4-
 
larutan
H2CO3    ===  HCO3- + H+  ===  CO3= + 2 H+
 

Cu++  +  OH-  ====  CuOH+
Keterangan: *) Ch adalah khelat, mencerminkan elektron donor. (**) X merupakan tapak muatan yang tergantung pH, terutama karboksilat dan fenolat, M+ merupakan kation tukar.
(a). denitrifikasi nitrat, kombinasi reaksi 1 dan 4
(b). reduksi MnO2 menjadi Mn++, reaksi no. 5
(c). reduksi Cu++ menjadi Cu+, reaksi no. 7
(d). reduksi oksida hidrous Fe+++ menjadi Fe++, no. 8
(e). reduksi SO4= menjadi H2S, reaksi no. 9
(f). produksi CH4, reaksi no. 10
(g). produksi H2, reaksi no. 12

Faktor lain yang sangat penting dalam menentukan konsentrasi hara dalam larutan tanah adalah potensial redoks (Eh).  Faktor ini berhubungan dengan keadaan aerasi  tanah  yang selanjutnya sangat tergantung pada  laju respirasi  jasad renik  dan laju difusi oksigen. Ia mempengaruhi kelarutan unsur hara mineral yang  mempunyai lebih dari satu bilangan oksidasi (valensi).  Unsur-unsur ini adalah  C, H, O, N, S, Fe, Mn, dan Cu.  Kandungan air yang mendekati atau melebihi kondisi kejenuhan  merupakan sebab utama dari buruknya aerasi karena  kecepa­tan  difusi  oksigen melalui pori yang terisi air jauh lebih lambat  daripada pori yang berisi udara.  Ikhtisar  beberapa reaksi redoks yang penting disaji­kan  dalam  Tabel 3.  Informasi dalam tabel ini menyatakan bahwa  kalau  tanah yang semula dalam kondisi oksidasi menjadi lebih reduksi mka akan dapat terja­di reaksi-reaksi berikut ini.

Tabel  2. Beberapa reaksi oksidasi-reduksi yang penting dalam tanah

No.
Eh (mV)
             Reaksi
1. 
968
 2NO3- + 8H+ + 6e                  N2 + 4 H2O
2. 
815
 O2 + 4H+ + 4e                          2H2O
3. 
771
 Fe3+ + e                             Fe++
4. 
421
 NO3- + 2H+ + 2e                           NO2- +  H2O
5. 
401
 MnO2 + 4H+ + 2e                              Mn++ + 2 H2O
6. 
345
 NO2- + 8H+ + 6e                      NH4+ + 2 H2O
07. 
-135
 Cu++ + e                        Cu+
8. 
-185
 Fe(OH)3 + 3H+  + e                           Fe++ + 3 H2O
9. 
-214
 SO4= + 10H+ + 8e                        H2S + 4H2O
10.
-245
 CO2 +  8H+ +  8e                           CH4 + 2 H2O
11.
-278
 N2 + 8H+ + 6e                  2NH4+
12.
-414
 2H+ + 2e                        H2
Sumber: Garrels dan Christ (1965)


Reaksi-reaksi  lainnya  berhubungan dengan batas atas stabilitas  air (reaksi No.2),  nisbah  Fe+++ dengan Fe++ dalam larutan tanah  (reaksi No.3),  proses nitrifikasi  (reaksi No.4 dan 6), dan proses fiksasi nitrogen (reaksi  No.11). Denitrifikasi  dan reduksi Mn masih dapat berlangsung dalam tanah  yang  basah tetapi  tidak jenuh air.  Reaksi lainnya umumnya memerlukan kondisi jenuh  dan tergenang. Reduksi  feri-oksida akan menghasilkan   pelepasan  fosfat  yang terfiksasi oleh oksida, yang dapat memberikan sumbangan kepada nutrisi tanaman seperti  padi yang dapat tumbuh pada kondisi tergenang.  Potensial baku  (Eh) pada  Tabel 2  hanya menjelaskan apa yang mungkin terjadi secara termodinamika.  Laju aktual dari  reaksi sangat tergantung pada sistem ensim jasad  renik.  Akan tetapi pentingnya pengaruh potensial redoks tanah terhadap komposisi larutan tanah sangatlah jelas.
Faktor lain, seperti suhu dan kekuatan ionik larutan-tanah, juga  dapat mempengaruhi  reaksi-reaksi yang mengendalikan konsentrasi  hara dalam larutan tanah. 





B.      Pergerakan Unsur Hara menuju Permukaan Akar

Ø  Intersepsi akar  (root interception)
Kalau  akar  tanaman tumbuh dan berkembang  dalam  tanah, mereka menempati ruang yang semula ditempati oleh unsur hara yang dapat diserap. Oleh  karena itu permukaan akar  harus  kontak dengan unsur hara ini selama proses penggantian ruang tersebut. Estimasi sumbangan intersepsi akar terhadap kebutuhan hara tanaman dapat dilakukan atas dasar tiga asumsi berikut:
           
(1). Jumlah  maksimum hara yang di-intersep adalah jumlah yang diperkirakan tersedia dalam volume tanah yang ditempati oleh akar
(2). Akar menempati rata-rata 1% dari total volume tanah
(3).Sekitar  50%  dari total volume tanah terdiri atas  pori; oleh karenanya akar menempati sekitar 2% dari total ruang pori.



Atas  dasar  asumsi-asumsi ini, nilai-nilai dalam Tabel  4 telah dapat dihitung oleh Barber (1966) untuk tanah lempung-debu fertil.  Unsur hara yang dapat  disuplai secara lengkap oleh intersepsi adalah Ca, sedangkan sumbangan yang  cukup besar dijumpai pada unsur Mg, Mn, dan Zn.  Perlu diketahui bahwa nilai-nilai  ini merupakan batas maksimum yang mungkin bagi intersepsi  akar karena  beberapa bagian dari akar dapat meningkatkan volumenya tanpa  menyerap hara dari  volume  tanah yang digantikannya, dan sebagian  massa tanah  yang terdesak akan menyingkir tanpa kontak dengan permukaan akar. 
Walaupun  nilai-nilai absolut tidak dapat ditentukan, tampak bahwa intersepsi akar akan menyediakan lebih banyak kebutuhan hara kalau tanaman mempunyai sistem  perakaran yang ekstensif dan kalau konsentrasi hara tersedia  dalam zone perakaran cukup tinggi.


Tabel  3. Estimasi jumlah hara yang disuplai oleh tiga mekanisme kepada akar jagung  yang tumbuh dalam tanah lempung-debu yang dipupuk dosis tinggi dan pH tanah 6.8.

Unsur 
Total
Jumlah yang disuplai oleh:
 hara 
Serapan
Intersepsi
Aliran massa
Difusi
      
..........
...........
kg/ha .......
.........
Ca    
23
66
175
-
Mg    
28
16
105
-
K     
135
4
35
96
P     
39
1
2
36
Mn    
0.23
0.1
0.05
0.08
Zn    
0.23
0.1
0.53
-
Cu    
0.16
0.01
0.35
-
B     
0.07
0.02
0.70
-
Fe    
0.80
0.10
0.53
0.17
Sumber: Barber (1966).





Ø  Aliran massa (mass-flow)
Air secara terus-menerus bergerak mendekati atau menjauhi permukaan akar. Sejumlah air kontak dengan permukaan akar kalau ia  diserap untuk menggantikan kehilangan transpirasi.  Sejumlah air  lainnya kontak dengan permukaan akar kalau ia bergerak dalam  responnya terhadap gradien potensial air dalam tanah.  Air tanah ini mengan­dung unsur  hara terlarut dan jumlah unsur hara tertentu  yang diangkut ke prmukaan akar oleh salah satu dari proses ini disebut sebagai hara yang diangkut oleh aliran massa.

Persentase kebutuhan hara yang dapat dipenuhi oleh aliran  massa tergantung  pada  (a) kebutuhan tanaman akan unsur  hara,  (b) konsentrasi hara dalam larutan tanah, (c) jumlah air yang  ditrans­pirasikan  per unit bobot jaringan, dan (d) volume efektif air, yang bergerak karena gradien potensial dan yang kontak dengan permu­kaan akar.

Kontribusi  proses  yang terakhir ini sulit  ditentukan, sehingga estimasi kontribusi hara dari aliran massa biasanya didasarkan  atas konsentrasi  hara dan  jumlah air transpirasi per  satuan  bobot jaringan.   Estimasi seperti ini disajikan dalam  Tabel  3.  Tampak bahwa aliran massa dapat menjadi kontributor dominan untuk  hara Ca,  Mg,  Zn, Cu, B dan Fe.  Demikian juga, akurasi  hasil estimasi masih dapat dipertanyakan karena asumsi-asumsi yang terlibat.

Ø  Difusi  (diffusion)

Dari  estimasi  dalam Tabel 3 tampak bahwa kebutuhan P dan  K biasanya  tidak dapat dipenuhi dari intersepsi dan aliran  massa.  Oleh  karena  itu harus dipenuhi oleh proses difusi.   Persamaan berikut ini melukiskan faktor-faktor penting yang menentukan  kecepatan difusi unsur hara menuju ke permukaan akar:

dq/dt = DAP(C1 - C2) / L

dimana:

dq/dt=mencerminkan laju difusi ke permukaan akar
D =   koefisien difusi unsur hara dalam air
A =   luas  penampang  yang  diasumsikan  mencerminkan total permukaan  penyerapan dari akar tanaman untuk maksud difusi ini.
P =    fraksi  dari  volume tanah yang ditempati oleh  air (juga termasuk faktor tortuosity)
C1=   konsentrasi  hara terlarut pada suatu titik yang berjarak   L dari permukaan akar
C2 = konsentrasi hara terlarut pada permukaan akar
L =    jarak dari permukaan akar ke titik tertentu C1.


Persamaan ini tidak akan berlaku secara tepat untuk sistem tanah, akan tetapi  ia mampu menunjukkan faktor-faktor apa  saja  yang mempengaruhi kecepatan  difusi unsur hara seperti P  dan  K  ke permukaan akar, yaitu:
(1).   Faktor  P.  Ini mencerminkan fraksi dari total volume tanah ­yang mengandung  air.  Laju difusi akan tergantung pada kadar air tanah, dan tanah yang bertekstur halus diharapkan akan  memungkinkan  difusi yang lebih  cepat pada kondisi konsentrasi  larutan yang sama dibandingkan  dengan tanah yang teksturnya kasar karena ia mempunya kapasitas mena­han  air  yang lebih besar pada potensial  air  tanah  yang setara.
(2).   Besarnya  gradien konsentrasi (C1-C2)/L.  Konsentrasi  yang tidak sama akan menyediakan gaya dorong bagi difusi.  Kalau C1  merupakan konsentrasi larutan tanah dan  C2  konsentrasi pada  permukaan akar, laju difusi akan lebih tinggi kalau  C1 semakin besar dan C2 semakin kecil dan L konstan. Sehingga kemampuan tanaman untuk menyerap hara menurunkan  konsentrasi C2 hingga sangat rendah dan hal ini akan  meningkatkan laju difusi yang tinggi karena konsentrasi hara dalam larutan (C1) menjadi tinggi. Faktor jarak L akan dipengaruhi oleh  adanya  faktor kapasitas dalam kesetimbangan dengan larutan  tanah karena reaksi kesetimbangan akan  cenderung mempertahankan konsentrasi yang relatif  tinggi  di  dekat permukaan akar.
(3).   Faktor  A.  Mencerminkan  total luas  permukaan akar yang tersedia untuk penyerapan dan menjadi fakor  yang sangat penting.  Sejumlah hara yang sama dapat diserap dengan laju yang lebih lambat per satuan luas permukaan kalau total luas permukaan penyerapan lebih besar.  Oleh karena itu, luasnya sistem perakaran merupakan faktor penting yang  mempenga­ruhi  serapan yang dikendalikan oleh difusi.  Distribusi  akar dalam kaitannya dengan distribusi spasial unsur hara tersedia dan  air  tersedia sangat penting.  Unsur  hara, baik alami maupun  yang ditambahkan, cenderung terkonsentrasi  dalam tanah lapisan olah.  Akan tetapi lapisan tanah ini  cenderung untuk mengering selama periode kekeringan dan ketersediaan hara tersebut menurun secara drastis.  Sehingga ketersediaan hara  pada  tahun-tahun kering akan  banyak ditingkatkan kalau ada suplai hara dan air dalam subsoil dan kalau distri­busi akar dalam subsoil memadai jumlahnya.  Operasi pengolahan tanah dapat mempengaruhi distribusi spasial  dan  ke­tersediaan hara. 


C.    Pembaharuan Hara dalam Larutan Tanah

Kalau  unsur  hara diambil dari larutan tanah,  akan terjadi ke­cenderungan  untuk  menggantikan defisit hara dari fase  padatan tanah.  Konsentrasi hara dalam larutan tanah sering disebut sebagai faktor  intensitas dan sumber hara pada fase padatan  tanah  yang mensuplai kembali larutan tanah disebut sebagai faktor  kapasitas.
Faktor kapasitas dapat dibagi-bagi secara sembarangan menjadi tiga kategori, yaitu:
(1). bentuk-bentuk  yang berkesetimbangan secara cepat dengan larutan tanah.
(2).       bentuk-bentuk  yang berkesetimbangan secara lambat hingga agak lambat (kesetimbangan semu) dengan larutan tanah
(3). bentuk-bentuk yang tidak berkesetimbangan dengan larutan tanah, karena tidak ada reaksi balik (unsur hara dibebaskan tetapi tidak dijerap kembali).

Teladan  bentuk-bentuk yang kerkesetimbanagn secara cepat dengan larutan tanah akan berupa K-tukar, Ca-tukar atau  Mg-tukar dan  P-permukaan.  Teladan bentuk-bentuk yang  lambat berkesetimbangan dengan larutan tanah adalah K-terfiksasi dan P yang terdifuse ke bawah permukaan mineral penyerap atau  ke dalam interior agregat tetapi masih dapat terdifusi  kembali ke permukaan dalam jangka waktu yang cukup  panjang  kalau gradien aktivitasnya menjadi sesuai. Teladan  bentuk  yang tidak berkesetimbangan atau reaksi satu arah adalah pelepasan hara seperti  N, P, dan S oleh dekomposisi  bahan organik, dekomposisi mineral yang semula dibentuk dalam sistem bersuhu tinggi,  dan input dari atmosfer.  Beberapa  mineral  primer dapat menunjukkan kecenderungan untuk mengalami reaksi  balik kalau  laju dekomposisinya  dikendalikan oleh  konsentrasi produk dekomposisi dalam larutan tanah. 





D.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Tanaman Menyerap Hara

Faktor-faktor  tanah  yang  mempengaruhi  kemampuan tanaman menyerap hara adalah:

(1).       Konsentrasi  oksigen dalam udara tanah.  Energi yang diper­lukan untuk serapan hara berasal dari proses respirasi dalam akar tanaman.   Untuk  semua  tanaman akuatik  ternyata proses respirasi ini tergantung pada suplai  oksigen   dalam udara  tanah.  Oleh  karena itu aerasi  yang  buruk  akan menghambat  proses penyerapan unsur hara, disamping mempengaruhi tingkat oksidasi beberapa macam unsur hara.
(2). Temperatur  tanah.  Penyerapan  unsur  hara berhubungan dengan aktivitas metabolik yang selanjutnya sangat  tergan­tung pada suhu.  Konsentrasi hara dalam larutan tanah  yang lebih  besar  seringkali diperlukan  untuk  mencapai   laju pertumbuhan  maksimum  dalam kondisi tanah dingin dibandingkan dengan tanah-tanah yang hangat. Hal  ini  telah terbukti dengan unsur hara P.
(3). Reaksi-reaksi antagonistik yang mempengaruhi serapan hara. Walaupun konsentrasi hara pada permukaan akar dapat menjadi faktor paling  kritis yang mempengaruhi laju serapan hara  pada kondisi lingkungan normal, reaksi-reaksi antagonistik di antara ion-ion juga dapat menjadi penting.  Kurva baku respon hasil tanaman terhadap penambahan unsur hara tunggal  mula-mula menunjukkan daerah respon pertumbuhan  kemudian daerah  hasil maksimum yang mendatar, dan  akhirnya zone depresi hasil kalau konsentrasi mendekati tingkat toksik.  Kisaran hasil maksimum di daerah yang mendatar tergantung  pada hara (sempit untuk unsur mikro, lebar untuk unsur  makro) dan pada konsentrasi  relatif unsur hara lainnya.  Suatu teladan kondisi yang terakhir ini adalah terjadinya  depresi hasil akibat penambahan K pada tanah-tanah yang miskin Mg.  Efek antagonistik K terhadap serapan Mg dapat  mengakibat­kan depresi hasil karena defisiensi Mg. 
(4).       Substansi  toksik. Suatu substansi yang mengganggu proses metabolisme tanaman juga dapat mempengaruhi serapan  hara.  Substansi  toksik seperti ini di antaranya adalah  konsentrasi Mn atau Al yang tinggi dalam tanah masam, konsentrasi garam terlarut  yang sangat tinggi, jumlah B yang berlebihan,  dan lainnya. 




E.     Faktor  yang Mempengaruhi Ketersedian Hara dan  Metode  Uji-tanah

Bagan  umum ketersediaan unsur hara disajikan dalam Gambar 1. Tujuan dari bagan ini adalah memvisualkan berbagai input hara ke dalam  larutan tanah darimana ia dapat diekstraks  oleh  tanaman.  Pemahaman tentang besaran relatif setiap input untuk setiap  unsur hara  tertentu  dan variabilitas selama musim  pertumbuhan   akan sangat berguna dalam mengembangkan atau mengevaluasi uji-tanah untuk  unsur hara tersebut. Misalnya saja, permasalahan  manakah yang terbaik, menganalisis faktor intensitas atau faktor  kapasitas.




                                                 M-atmosfer
 




                                    Penguapan                               panen
M- PUPUK
 
 

                                                                M-tanaman              M-ternak
 

M- BAHAN ORGANIK
 
    Bentuk M yg
    Cepat berke-                          M-larutan tanah                    
    setimbangan
 




           Bentuk                                                             
        M lambat-                                                           
         medium
PENCUCIAN
 
 









                                           




Gambar 2. Bagan  ketersediaan  hara secara  umum.  M  menyatakan unsur hara.


Secara teori penggunaan faktor intensitas lebih sesuai kalau  faktor kapasitas mampu mempertahankan konsentrasi larutan tanah secara seragam (konstan) sepanjang musim. Kondisi ini biasanya  ditemukan pada unsur  hara P, Ca, dan Mg dan kadangkala  juga  K.  Dalam kasus-kasus dimana  uji P tanah telah  diperbandingkan pada  berbagai  tanah, maka P larut air biasanya berkorelasi  lebih baik daripada  faktor kapasitasnya dengan  serapan  tanaman.  Tujuan utama  mengadopsi metode ini untuk penggunaan rutin  uji tanah disebabkan  oleh  kenyataan bahwa konsentrasi P  sangat rendah (kadangkala kurang  dari 0.1 ppm)  sehingga mempersulit teknik analitiknya. 

Tabel  4.     Penahanan  Ca++  dan NH4+ dalam bentuk dapat  ditukar oleh berbagai material  setelah pencucian dengan larutan 0.05N Ca-asetat dan 0.05N  amonium asetat.

Material         
Posisi pertukaran yang ditempati oleh
                 
Ca++
NH4+
                 
............... % ............
Asam humat       
92
8
Montmorilonit    
63
37
Kaolinit          
54
46
Muskovit         
6
94
Sumber: Schachtschabel (1940).


Dalam  beberapa situasi dimungkinkan untuk menurunkan  faktor kapasitas  cukup  besar dalam satu musim pertumbuhan  sehingga ukuran faktor kapasitas sangat diperlukan untuk mendukung informasi  faktor intensitas (misalnya Kalium).   Kalau  pengukuran  faktor kapasitas  diperlukan maka biasanya akan lebih  banyak ditemukan masalah interpretasinya karena hubugan antara kedua  faktor  ini berbeda-beda  di  antara individu tanah.  Hal  ini dilukiskan oleh adanya  variasi afinitas relatif berbagai material pertukaran kation terhadap kation Ca++ dan NH4+ (Tabel 4). 
















       Tapak fiksasi                                                      Ion tukar pada koloid tanah 
   
    Liat           Alofan, karbonat   Bahan organik      Ca++, Mg++,Na+,K+,NH4+     
  K,Mg,NH4    Al, Fe-oksida        N,S,P,Cu           Al+++, H+, Mn++, H2PO4-,SO4=
 



                                                                                                cepat    
                  lambat        lambat    lambat    

    Pupuk                                 Larutan tanah                                        Lapukan 
                  cepat         NO3-, SO4=, Cl-, H3BO3                     lambat   mineral 
                                   ion-ion yang membentuk khelat
 


                                     difusi                 C             difusi
                       aliran massa                  E
                   pertumbuhan akar           P
                                                                A
                                                                T
                                   Permukaan akar tanaman   
                        
                       Penyerapan aktif                          Ekskresi
                          dan pasif                     H+, OH- dan HCO3-
C
E
P
A
T
                      Interior  akar tanaman   
                        

Gambar  2.      Kesetimbangan yang terlibat dalam suplai hara kepada akar tanaman.





Tabel 5.      Pembandingan jumlah kation dalam kompleks jerapan dan larutan tanah pada beberapa order tanah

Order   
   Kation tukar          

Kation larutan     

(Larutan/Tukar)x 100

Tanah   
Ca
Mg  
K 
Na    
Ca
Mg
 K
 Na
Ca 
Mg 
K
Na


................... me/100 g .........
 ........ % ..........
Oksi-sol
  1.3
  1.7
0.5
0.1
0.009
0.016
0.010
0.007
0.7
0.9
2.0
 7.0
Ultisol 
3.8 
3.9
0.3
0.2
0.011
0.028
0.005
0.015
0.3
0.7
1.7
 7.5
Alfisol 
8.7 
5.9
1.0
0.1
0.016
0.024
0.016
0.014
0.2
0.4
1.6
14.0
Verti-sol
13.5
10.4
0.4
0.2
0.036
0.057
0.003
0.026
0.3
0.6
0.8
13.0
Sumber: Roux (1966).   


Situasi seperti ini analog dengan hubungan antara enerji potensial atau enerji bebas air dalam tanah (ketersediaan) dan jumlah air yang ada (suplai).  Telah diketahui bahwa kalau jumlah air dalam tanah berkurang maka  ketersediaannya juga berkurang. Hal yang serupa juga berlaku bagi unsur hara.  Oleh karena itu dalam rangka untuk  mendeskripsikan  secara  tepat status hara dalam tanah maka diperlukan karakterisasi hubungan antara  potensial  kimia atau  tingkat  enerji bebas dari hara dalam larutan tanah (faktor intensitas) dan jumlah  yang  ada  pada  fase padatan  (faktor  kuantitas).  Kemampuan suatu sistem untuk memperbaharui  larutan tanah  diukur  dari  faktor kapasitasnya yang merupakan nisbah antara perubahan faktor kuantitas  dengan unit perubahan faktor  intensitas. Karakterisasi  ini  seringkali memerlukan banyak kerja dan paling tidak memerlukan dua analisis  setiap  sampel tanah; diperlukan pengukuran terpisah konsentrasi larutan dan jumlah hara yang labil. 







IV.           KESIMPULAN

F  Unsur Hara adalah senyawa organik dan anorganik yang ada di dalam tanah atau dengan kata lain nutrisi yang terkandung dalam tanah.
F  Berdasarkan tingkat kebutuhannya maka dapat di golongkan menjadi 2 bagian yaitu Unsur Hara Makro (unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah besar ) dan Unsur Hara Mikro (unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah kecil / sedikit)
F Kebutuhan unsur hara ini mutlak bagi setiap tanaman dan tidak bisa digantikan oleh unsur yang lain tentunya dengan kadar yang berbeda sesuai jenis tanamannya sebab jika kekurangan unsur hara akan menghambat pertumbuhan tanaman/tumbuhan itu sendiri.
F Peranan Unsur hara mikro sebagai berikut :
1.      Turut menyusun jaringan tubuh tanaman
2.      Untuk Metabolisme
3.      Sebagai Penyangga, garam-garam mineral yang diabsobsi dari tanah sering mempunyai pengaruh
4.      Bertindak sebagai katalisator atau stimulator
5.      Sebagai bagian dari protoplasma dan dinding sel, beberapa untuk merupakan bagian penting dari molekul-molekul yang ada didalam sel
F Unsur Mobil                : Unsur yang mudah bergerak dalam tanaman ( N, P, K, Mg, S ) ® Daun Tua
F Unsur Immobil            : Unsur yang tidak bergerak dalam tumbuhan ® Daun Muda
F Unsur hara makro adalah unsure hara esensial dengan konsentrasi 0,1 % atau lebih. Termasuk unsur makro adalah C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, dan S
F Unsur hara mikro adalah unsure dengan konsentrasi kurang dari 0,1 %. Termasuk unsure mikro adalah Cl, Fe, Mn, B, Zn, Cu, dan Mo
F Mekanisme penyediaan unsur hara dalam tanah melalui tiga mekanisme, yaitu:
1. Aliran Massa (Mass Flow)
2. Difusi
3. Intersepsi Akar
F Pengangkutan Apoplas adalah Pengangkutan sepanjang jalur ekstraseluler yang terdiri atas bagian tak hidup dari akar tumbuhan, yaitu dinding sel dan ruang antar sel. air masuk dengan cara difusi, aliran air secara apoplas tidak tidak dapat terus mencapai xilem karena terhalang oleh lapisan endodermis yang memiliki penebalan dinding sel dari suberin dan lignin yang dikenal sebagai pita kaspari. Dengan demikian, pengangkutan air secara apoplas pada bagian korteks dan stele menjadi terpisah.
F Pengangkutan Simplas adalah Padap pengangkutan ini, setelah masuk kedalam sel epidermis bulu akar, air dan mineral yang terlarut bergerak dalam sitoplasma dan vakuola, kemudian bergerak dari satu sel ke sel yang lain melalui plasmodesmata. Sistem pengangkutan ini , menyebabkan air dapat mencapai bagian silinder pusat. Adapun lintasan aliran air pada pengangkutan simplas adalah sel - sel bulu akar menuju sel - sel korteks,  endodermis, perisikel, dan xilem. dari sini , air dan garam mineral siap diangkut keatas menuju batang dan daun
F faktor-faktor penting yang menentukan  kecepatan difusi unsur hara menuju ke permukaan akar: dq/dt = DAP(C1 - C2) / L
F Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Tanaman Menyerap Hara
1.      Konsentrasi  oksigen dalam udara tanah.
2.      Temperatur  tanah.  
3.      Reaksi-reaksi antagonistik yang mempengaruhi serapan hara.
4.      Substansi  toksik

V. SARAN
            Apa yang disajikan dalam karya ilmiah ini bukan permasalahan baru tetapi berupa rangkuman dari sumber atau literature. Oleh sebab untuk lebih baiknya karya ilmiah ini perlu didiskusikan bersama dan masukkan dari ibu dosen mata kuliah

V.              DAFTAR PUSTAKA

Ø  Lakitan, Benyamin.1993. Dasar – Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.                                                                                                                    
Ø  Salisbury, Frank B, dan Cleon W Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. ITB. Bandung.
Ø   Dwidjoseputro, D. 1981. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Penerbit PT Gramedia: Jakarta.
Ø   Gardner, F. B., R.B. Pearce dan R. Mitchell, 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Terjemahan H. Susilo dan Subiyanto. UI Press: Jakarta.
Ø  Wilkins, M.B., 1992. Fisiologi Tanaman. Penerjemah Sutedjo M.M dan Kartasapoetra A.G. penerbit Bumi Aksara: Jakarta.





1 komentar: